Pemuliaan tanaman merupakan salah satu bidang ilmu yang masih
terdengar asing di sebagian besar masyarakat. Tanaman kok dimuliakan, apa yang
dimuliakan dari tanaman? Memang agak membingungkan mendengar kata ‘pemuliaan’
yang digabungkan dengan tanaman, namun ketika kita alih bahasakan kata
’pemuliaan tanaman’ ke dalam bahasa inggris menjadi ‘plant breeding’,
barulah mulai terbayang apa kajian utama dari pemuliaan tanaman. Kata breeding dalam bahasa inggis dapat diartikan
perkembang biakan atau pemeliharaan.
Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan yang sudah sejak lama
dilakukan oleh manusia. Pemuliaan tanaman merupakan perakitan varietas tanaman
untuk memperoleh tanaman yang memiliki karakter sesuai dengan karakter yang
dikehendaki. Biasanya karakter-karakter yang menguntungkan bagi kehidupan
manusia yang menjadi target pemuliaan tanaman, seperti produksi tinggi, tahan
penyakit, rasa enak, umur pendek dan lain-lain. Kegiatan perakitan atau
perbaikan karakter tanaman ini dilakukan dengan mengupayakan terjadinya
perubahan komposisi genetik tanaman, yang dapat dilakukan secara konvensional
maupun dengan sentuhan bioteknologi.
Pemuliaan tanaman secara konvensional dilakukan dengan cara
persilangan atau mengawinkan dua tetua sehingga diharapkan akan memiliki
keturunan yang merupakan perpaduan antara keduanya. Persilangan yang dilakukan
akan menghasilkan keturunan yang beraneka ragam, dan setelah dilakukan seleksi
dan ditanam sampai beberapa generasi maka akan diperoleh tanaman dengan karakter
yang diinginkan. Tentu saja tetua yang dipilih biasanya memiliki keunggulan
sifat tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat
unggu keduanya.
Sebuah contoh dari keberhasilan persilangan adalah ditemukannya
padi varietas IR-8 yang dilepas oleh IRRI pada tahun 1962. IR-8 merupakan hasil
persilangan antara varietas Dee-Geowoogen (Taiwan) dengan varietas Peta
(Indonesia). Varietas IR-8 memiliki potensi produksi mencapai 6-8 ton per
hektar, dimana pada saat itu varietas lokal hanya mampu berproduksi 2-4 ton per
hektar. Walaupun kualitas beras yang dihasilkan kurang baik, namun lompatan
potensi produksi IR-8 membuka peluang ditemukannya varietas-varietas padi
unggul lain, seperti IR-36, IR-64, Cisadane dan lain-lain. Momen terjadinya
lonjakan potensi produksi padi yang tinggi tersebut, hampir bersamaan dengan
ditemukannya varietas gandum produksi tinggi yang membawa dunia pada masa
‘revolusi hijau’.
(foto dokumen pribadi)
Selain dengan cara persilangan, dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, saat ini banyak sentuhan atau kombinasi teknik
bioteknologi yang sangat berguna dalam pemuliaan tanaman. Beberapa teknik
bioteknologi yang berkembang dalam meningkatkan keragaman genetik tanaman
adalah kultur jaringan, mutasi dan transformasi genetik (rekayasa genetika).
Salah satu contoh hasil rekayasa genetika (tanaman transgenik)
yang cukup populer di Indonesia adalah kedelai transgenik. Kedelai yang beredar
di Indonesia diimpor dari USA yang merupakan kedelai transgenik toleran
herbisida. Gen toleran herbisida yang dimasukkan pada kedelai tersebut adalah
gen CP4 5-enolpyruvyl-3-phosphoshikimate
synthase (CP4 EPSPS) yang
merupakan hasil mutasi dari gen aroA yang berasal dari Salmonella typhimurium. Tanaman
kedelai yang dihasilkan tahan terhadap semprotan herbisida glyphosate untuk
membasmi tanaman liar di sekitar lahan budidaya kedelai.
Banyak contoh lain dari tanaman transgenik, seperti jagung-bt dan
kapas-bt yang tahan terhadap hama, padi ‘emas’ (golden rice) yang kaya akan
betakaroten, padi tinggi kandungan besi, jagung dan kedelai kaya asam amino
esensial, tomat tahan busuk, dll. Sebelum dilepas ke masyarakat luas, umumnya
tanaman transgenik akan melewati berbagai pengujian aman pangan dan aman
lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar