Minggu, 23 Juni 2013

Pemuliaan Tanaman dan Peranannya

Pemuliaan tanaman merupakan salah satu bidang ilmu yang masih terdengar asing di sebagian besar masyarakat. Tanaman kok dimuliakan, apa yang dimuliakan dari tanaman? Memang agak membingungkan mendengar kata ‘pemuliaan’ yang digabungkan dengan tanaman, namun ketika kita alih bahasakan kata ’pemuliaan tanaman’ ke dalam bahasa inggris menjadi ‘plant breeding’, barulah mulai terbayang apa kajian utama dari pemuliaan tanaman. Kata breeding dalam bahasa inggis dapat diartikan perkembang biakan atau pemeliharaan.
Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan yang sudah sejak lama dilakukan oleh manusia. Pemuliaan tanaman merupakan perakitan varietas tanaman untuk memperoleh tanaman yang memiliki karakter sesuai dengan karakter yang dikehendaki. Biasanya karakter-karakter yang menguntungkan bagi kehidupan manusia yang menjadi target pemuliaan tanaman, seperti produksi tinggi, tahan penyakit, rasa enak, umur pendek dan lain-lain. Kegiatan perakitan atau perbaikan karakter tanaman ini dilakukan dengan mengupayakan terjadinya perubahan komposisi genetik tanaman, yang dapat dilakukan secara konvensional maupun dengan sentuhan bioteknologi.
Pemuliaan tanaman secara konvensional dilakukan dengan cara persilangan atau mengawinkan dua tetua sehingga diharapkan akan memiliki keturunan yang merupakan perpaduan antara keduanya. Persilangan yang dilakukan akan menghasilkan keturunan yang beraneka ragam, dan setelah dilakukan seleksi dan ditanam sampai beberapa generasi maka akan diperoleh tanaman dengan karakter yang diinginkan. Tentu saja tetua yang dipilih biasanya memiliki keunggulan sifat tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat unggu keduanya.
Sebuah contoh dari keberhasilan persilangan adalah ditemukannya padi varietas IR-8 yang dilepas oleh IRRI pada tahun 1962. IR-8 merupakan hasil persilangan antara varietas Dee-Geowoogen (Taiwan) dengan varietas Peta (Indonesia). Varietas IR-8 memiliki potensi produksi mencapai 6-8 ton per hektar, dimana pada saat itu varietas lokal hanya mampu berproduksi 2-4 ton per hektar. Walaupun kualitas beras yang dihasilkan kurang baik, namun lompatan potensi produksi IR-8 membuka peluang ditemukannya varietas-varietas padi unggul lain, seperti IR-36, IR-64, Cisadane dan lain-lain. Momen terjadinya lonjakan potensi produksi padi yang tinggi tersebut, hampir bersamaan dengan ditemukannya varietas gandum produksi tinggi yang membawa dunia pada masa ‘revolusi hijau’.

(foto dokumen pribadi)

Selain dengan cara persilangan, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini banyak sentuhan atau kombinasi teknik bioteknologi yang sangat berguna dalam pemuliaan tanaman. Beberapa teknik bioteknologi yang berkembang dalam meningkatkan keragaman genetik tanaman adalah kultur jaringan, mutasi dan transformasi genetik (rekayasa genetika). 
Salah satu contoh hasil rekayasa genetika (tanaman transgenik) yang cukup populer di Indonesia adalah kedelai transgenik. Kedelai yang beredar di Indonesia diimpor dari USA yang merupakan kedelai transgenik toleran herbisida. Gen toleran herbisida yang dimasukkan pada kedelai tersebut adalah gen CP4 5-enolpyruvyl-3-phosphoshikimate synthase (CP4 EPSPS) yang merupakan hasil mutasi dari gen aroA yang berasal dari Salmonella typhimurium. Tanaman kedelai yang dihasilkan tahan terhadap semprotan herbisida glyphosate untuk membasmi tanaman liar di sekitar lahan budidaya kedelai.

Banyak contoh lain dari tanaman transgenik, seperti jagung-bt dan kapas-bt yang tahan terhadap hama, padi ‘emas’ (golden rice) yang kaya akan betakaroten, padi tinggi kandungan besi, jagung dan kedelai kaya asam amino esensial, tomat tahan busuk, dll. Sebelum dilepas ke masyarakat luas, umumnya tanaman transgenik akan melewati berbagai pengujian aman pangan dan aman lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar